Perjalanan Peristiwa Menjelang Kiamat
Rasulullah bersabda:
“Tidak akan berdiri hari kiamat sehingga kaum Rum sampai di A’maq atau di Dabiq (nama tempat) untuk menyerang kamu. Maka datanglah suatu pasukan yang akan menghadapi mereka dari kota Madinah dimana mereka pada waktu itu adalah manusia-manusia terbaik di bumi ini. Apabila mereka semua telah berbaris (siap berperang), maka berkatalah orang-orang Rum: Biarkan kami membuat perhitungan dengan saudara-saudara kami yang telah tertawan (maksud mereka kaum Rum yang telah masuk Islam). Kemudian kaum Muslimin berkata: Kami tidak akan membiarkan kamu mengusik (menyakiti) saudara-saudara kami. Lalu kaum Muslimin pun menjawab tantangan untuk memerangi mereka. Dalam pertempuran itu 1/3 dari tentara Islam melarikan diri dari pertempuran dan mereka tidak akan diampuni dosanya oleh Allah selama-lamanya. Dan 1/3 lagi dari tentara Islam tersebut tewas sebagai para syahid yang paling baik di sisi Allah. Sedangkan 1/3 lagi dari sisa tentara tersebut mendapatkan kemenangan dan mereka tidak akan tersesat selama-lamanya. Kemudian mereka menaklukkan kota Konstantin. Ketika mereka sedang membagi-bagi harta rampasan perang, mereka telah menggantungkan pedang mereka di pohon Zaitun. Pada saat itu setan berteriak: Sesungguhnya Al Masihuddajjal (Dajal) telah menguasai keluarga-keluarga kamu. Kemudian mereka (tentara islam bersama Al Mahdi) bergerak pulang. Ketika mereka telah sampai di Syam keluarlah dajjal. Dan pada saat kaum Muslim telah bersiap-siap untuk berperang, tiba-tiba datanglah waktu shalat. Maka turunlah ‘Isa Ibn Maryam. Kemudian Isa pergi menuju dan menghadap kepada mereka. Begitu Isa dilihat oleh mush Allah, maka dajjal akan hancur (meleleh) sehingga binasa. Akan tetapi Allah berkehendak untuk membunuhnya di tangan nabi Isa. Maka Isa memperlihatkan darah dajjal di tombaknya.”
Diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab Al Fitan wa Asyratussa’ah (kitab huru-hara dan isyarat-isyarat kiamat)
Sementara itu detil perangnya seperti apa, telah dijelaskan oleh Rasul berdasarkan sabdanya:
“Pada waktu pertempuran itu akan terjadi kemurtadan yang sangat banyak. Kemudian kaum Muslimin maju dengan suatu pasukan depan yang berani mati, yang tidak akan mundur kecuali dalam keadaan menang. Lalu mereka terus berperang sehingga mereka terhalang oleh malam. Maka setiap pihak mendapatkan harta rampasan perang, hingga tidak ada yang dapat dikatakan sebagai pihak yang menang, dan akhirnya pasukan kaum Muslimin itu hancur. Kemudian kaum Muslimin kembali maju dengan suatu pasukan depan yang berani mati, yang tidak akan kembali kecuali dalam keadaan menang, mereka terus berperang sehingga terhalang oleh malam. Maka kedua belah pihak sama-sama mendapatkan harta rampasan perang, hingga tidak ada pihak yang dapat dikatakan sebagai pemenang dan akhirnya sekelompok pasukan kaum Muslimin itu hancur. Kemudian kaum Muslim maju lagi dengan suatu pasukan depan berani mati yang tidak akan kembali kecuali dalam keadaan menang, dan mereka terus berperang sampai senja, maka kedua belah pihak mendapatkan harta rampasan perang, tidak ada pihak yang dapat dikatakan sebagai pemenang dan akhirnya sekelompok pasukan kaum Muslim itu binasa. Maka ketika telah sampai hari yang keempat, bangkitlah seluruh umat Islam, lalu Allah menimpakan bencana terhadap mereka (kaum Rum) dan terbunuhlah mereka dengan dahsyatnya, hingga tidak pernah dilihat oleh orang sebelumnya. Sehingga apabila burung melewati kawasan pertempuran mereka, maka burung itu akan mati sebelum melewati mereka. Maka bertambahlah ‘turunan bapak’ yang mati, sehingga tidak ditemukan yang tersisa dari mereka kecuali seorang laki-laki. Dan dengan harta rampasan perang mana yang akan membuat gembira, serta dengan harta warisan mana yang akan dibagi.”
Diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahihnya dari Jabir Radhiyallahu ‘Anhu.
Sumber: http://tanda-kiamat.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar